Thursday, February 21, 2013

Masih tentang Kelas Inspirasi


Timeline twitter saya hari ini masih penuh dengan postingan #KelasInspirasi. Ternyata bukan saya saja yang gagal move on ya, kalau pake istilah anak sekarang. :D

Dahsyat memang, efek ikutan kegiatan positif ini. Mulanya saya ikut karena melihat postingan teman saya Astari, yang memperkenalkan Kelas Inspirasi, sebagai kegiatan turunan dari program Indonesia Mengajar yang diprakarsai oleh Bapak Anies Baswedan.

"Indonesia Mengajar mengundang para profesional yang sukses karena pendidikan untuk turun tangan berbagi cerita dan pengalaman kerja selama sehari di Hari Inspirasi. Cerita tersebut akan menjadi bibit untuk para siswa bermimpi dan merangsang tumbuhnya cita-cita tanpa batas pada diri mereka. Tujuan dari Kelas Inspirasi ini ada dua, yaitu menjadi wahana bagi sekolah dan siswa untuk belajar dari para profesional, serta agar para profesional, khususnya kelas menengah secara lebih luas, dapat belajar mengenai kenyataan dan fakta mengenai kondisi pendidikan kita. " Demikian kutipan dari kelasInspirasi.org.

Partisipasi para relawan dengan rela mengambil cuti sehari dan berbagi pengalamannya bersama anak-anak SD, merupakan partisipasi berbasiskan individu, bukan institusi. Tahun ini ada sekitar 500-an orang yang terpilih dari lebih 1000 pendaftar kelas Inspirasi , menunjukkan bahwa kepedulian dan kesadaran pribadi terhadap pendidikan masih tinggi.

Saya beruntung terpilih dan berkesempatan gabung dengan Kelas Inspirasi 2. Kelas Inspirasi tahun ini dilaksanakan pada 20 Februari 2013 di Jakarta, Surabaya, Pekanbaru, Bandung, Jogja,  Makassar dan Solo.

Mengapa hanya kota besar? Sebenarnya alasannya sederhana, relawan pengajar akan diperlihatkan situasi dan kondisi pendidikan sekolah dasar di kota besar. Melihat kelebihan dan juga kekurangannya. Kalau kekurangannya masih banyak, bisakah dibayangkan kondisi di kota atau tempat yang lebih terpencil?

Misalnya pengalaman saya mengajar kemarin. Sekolah boleh di tengah kota, bangunannya bagus. Tapi tetap saja perpustakaan tidak bisa diakses karena tertutup terus (padahal sungguh, buku adalah jendela dunia!) , jajanan untuk konsumsi anak saat jam istirahat masih kurang sehat, toilet belum berfungsi maksimal (ngga ada air).

Belum lagi bicara soal tujuan mengajar di kelas. Banyak anak-anak kecil yang tidak tahu apa cita-cita mereka. Wajar, memang. Banyak dari mereka hanya bisa mencontek cita-cita yang ditulis oleh teman lainnya. Jadilah di kelas yang sama saya menemukan 10 orang ingin jadi pemain bola, sisanya dokter dan guru. Hanya profesi itu yang mereka kenal. Ada yang menulis ingin jadi Guru Agama dan ditertawakan teman-temannya. Ada yang ingin jadi Mama. Ada yang mau jadi Pemadam Kebakaran. Hanya satu yang terpikir jadi Direktur. Saya bilang, semua cita-cita bagus. Karena itu doa. Dan sebaiknya doa adalah harapan yang baik.

Masih banyak PR- pekerjaan rumah, untuk kita semua. Saya ingin mengetuk hati teman-teman semua. Mudah-mudahan tahun depan lebih banyak lagi yang ikut Kelas Inspirasi. Berbagi mimpi, berbagi cita-cita, berbagi inspirasi.

Visit http://kelasinspirasi.org
Follow twitter: @kelasinspirasi





 
Mixbook - Create Beautiful Photo Books and Scrapbooks! | Start your own Photo Books | Create custom Christmas Cards

2 comments:

Di said...

Kamu beruntung bisa terpilih, Anne, dan anak2 yg jaid muridnya lebih beruntung lagi karena mendapatkan masukan dari kamu. Karena tadi aku baca Kelas Inspirasi ini yang menyampaikannya adalah para profesional yang sesuai pendidikannya, berarti aku membayangkan aku tidak akan dipilih, karena pendidikanku tidak sesuai dengan profesiku. Tapi aku salut dengan program semacam ini di tengah rumitnya kurikulum pendidikan di Indonesia. Semoga makin berkembang.

Aranolein said...

Terima kasih mba Dian. Sebenarnya siapa saja bisa ikut, kok. Meski kuliah dan yang ditekuni berbeda. Aku ada teman crafter yang ikut ngajar.

Post a Comment